Rabu, Desember 31, 2008

Qunut Nazilah


Allahummahdina fiman hadita wa afina fiman 'afaita wa tawallana fiman tawallaita wa barik lana fima a'ataita wa qina sharra ma qadaita fa-innaka taqdi wa la yuqda alaika innahu la yadhillu man walaita wa la ya-izzu man adaita tabarakta rabbana wa ta'alaita nastaghfiruka wa natubu ilaika, Allahumma 'adhdhib-ilkafaratal-ladhina yasudduna 'ansabilika wa yukadhdhibuna rusulaka wa yuqatiluna aulia'aka, Allahummaghfir lil-mo'mininna wal-mo'minat, wal-muslimina wal-muslimat, wa aslih dhata bainihim wal-hikmata wa thabbithum 'ala millati rasulika sallal-lahu 'alahi wa sallam wa auzi,hum an yufu bi'ahdika-al-ladhi 'ahadtahum 'alaihi wansurhum 'ala 'adywwaika wa 'aduwwihim ilah-al-hiqqi waj'alana minhum.


TRANSLATION

" O Allah ! guide us amongst those whom Thou hast guided aright, and preserve us among those whom thou hast preserved. Include us amongst those whom Thou has taken under Thy protection. Bless us in that which Thou hast bestowed upon us and protect us from the evil of that which Thou hast ordained, for it is Thou Who ordainest and none can ordain against Thee indeed ! Never is he abased whom Thou takest as friend and none is respected Whom Thou takest as a foe. Blessed art Thou Our Lord and exalted. We ask repentance from Thee and turn to Thee; O Allah ! send torment upon the unbelievers, who prevent us from following Thy way and refute Thy messengers, and fight against Thy friends. Allah ! grant forgiveness to us and to the faithful males and females & Muslim men and women and bring reconciliation among them and foster affection ( for one another) in their hearts and bless them with conviction and insight and make them firm and unwavering followers of the Holy Prophet (peace and blessing of Allah be upon him ) and enable them to fulfil the pledge You have taken from; help them against Thy enemies and against their enemies O Real Deity ! hear our prayers and deal us with these people
Narrated by Abu Dawood


Source Arabic & Indonesia : http://www.scribd.com/doc/2677255/Doa-Qunut-Nazilah

Minggu, Desember 28, 2008

Renungan : Selamat Tahun Baru Hijriah 1 Muharram 1430H

Tahun yang dihitung dari Hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah Hijrah adalah perpindahan dari satu tempat ketempat yang lain tetapi menurut ulama artinya lebih dalam lagi; Perpindahan dari hal-hal kekufuran kepada hal-hal yang diridhoi Allah SWT.

Sudahkah ku jauhkankah ku dari segala kekufuran? Sudah hijrahkah aku?

Sedangkan aku masih sering menunda sholatku, karena lebih mementingkan pekerjaanku, acara TV, membaca buku, tidur…

Bila ku bersedekah masih ada yang memberatkan dalam hati, masih ada rasa su’udzon kepada sang penerima sedekah. Dan juga masih sedikit, setitik garam dilautan… masih kuhitung rejeki ku, padahal kan rejekiku itu sudah Allah tetapkan untuk ku.

Membaca Al Qur’an? masih lebih banyak aku membaca majalah atau membaca buku.

Puasa sunnahku masih jarang dan selalu harus di ingatkan dan dimotivasi.

Qiyammul Lail ku? masih belum kudapatkan kekusyu’an itu…

Dan sampai hari ini, masih belum dapat kusenangi hati kedua orang tuaku, dan masih kubebani mereka dengan kewajiban mereka terhadapku.

Ya Allah kau ciptakan Manusia termasuk aku, dengan penuh kemuliaan, tetapi setelah ku tercipta, ku jalani hidupku dengan kenistaan.

Ya Allah aku memang tidak semulia pada saat engkau ciptakan aku, tetapi apakah aku dapat terus berusaha untuk mendapatkan kemuliaan itu kembali dihadapanmu nanti di akhir hidupku.

Ya Allah berilah aku kesempatan untuk memperbaiki diriku ini dan lebih dapat mendekatkan diriku padaMU.

Dalam lisanku sering ku ucapkan bahwa KAUlah satu-satunya Sesembahanku, tetapi dalam keseharianku KAU sering ku tinggalkan demi sesembahan yang lain, dunia.. Astaghfirullah.

Ya Allah, jangan kau marah pada ku, jangan kau tarik hidayah ku…
Aku tak tau apa yang harus kuperbuat bila kudapatkan marah MU dan tak kupunya lagi hidayah MU.

~ edi sugito ~

Sabtu, Desember 27, 2008

Cerpen: Dawai Cinta Dalam Detik Terakhir



Oleh: bungarevolusi

Akbar menarik nafasnya panjang-panjang, udara disebuah pergunungan selatan membuat rongga-rongga dadanya terasa beku, sehingga beberapa kali dia harus menggosok-gossokan telapak tanganya seraya meniup-niup agar terasa sedikit hangat. Sesekali dia menghirup teh panas untuk mencairkan organ-organ yang terasa beku.

"Aku rela.....aku sangat rela" sesekali dia bergumam seperti itu dalam hatinya.

"Dingin?" seseorang wanita yang sangat dicintainya sudah berada dihadapannya.
Akbar sempat terkejut, melihat wajah istrinya yang berseri-seri, tak lagi tampak
pucat.Ria, seorng wanita yang dipersuntingnya satu tahun lalu.
"Kok keluar?"
"Aku bosan!"
"Mau ku bikinkan sesuatu?"
"Tidak!"
"Hm....."
"Aku hanya ingin melakukan apa yang sedang kau lakukan!"
"Kau ingin meniruku ?"
"Ya!"
Akbar mengajarkan Ria untuk menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkanya perlahan.
Dan Ria seperti murid yang patuh pada gurunya, Ria melakukan apa yang akbar
perintahkan.
"Pejamkan matamu!" perintah Akbar, Ria pun mengikuti perintah suaminya itu.
"Tarik nafasmu dalam-dalam, dan keluarkan perlahan. seraya ucapkan subhanallah"
beberapa kali Ria memperaktekan apa yang Akbar perintah.
"Sudah, cukup! Bagaimana?" Tanya akbar seraya meminta suatu kabar yang
membahagiakan.
"Alhamdulillah segar rasanya"
"Alhamdulillah"

AKbar memeluk Ria dengan erat, di sapa halus tubuhnya yang gontai, dirangkul lembut
tubuhnya yang kurus.
"Bertahanlah sayang"
Seraya mengucapkan kalimat indah ditelinganya.
"Aku bertahan untukmu"
Ria menjawab dengan Pilu.

Pagi itupun seraya menjadi saksi atas kekuatan cinta mereka, kekuatan cinta yang dimulai oleh sebuah ikatan suci. Jodoh ! Seperti maut, yang tak bisa dipaksakan ataupun dihindarkan. Begitulah Ria dan AKbar dipertemukan.

Vila yang tak begitu megah disebuah tempat tinggi, daun-daun yang masih bersinar-sinar. Kebun teh yang terlihat jelas dari sebelah kanan sisi jendela. Membuat Ria merasa nyaman berada ditempat itu. Tambah sempurna kenyamanan itu dengan kehadiran suami yang begitu setia dan sayang padanya. Waktu dengan lincah bermain, berputar, bersenandung setiap satu jam sekali. Hingga senja tiba lagi.

"AKu ingin bermain ditaman!"
Pinta Ria yang mengejutkan AKbar saat membuatkan teh untuknya.
"Taman?"
"Ya taman!"
"Mana ada taman?"
AKbar heran, dia merasa tak ada taman yang bisa mereka teduhi di Vila ini. Ria
tersenyum manja.
"Kamar kita adalah taman kita!"
Akbar meneteskan air matanya perlahan.
"Allah....berikan aku kesabaran menghadapi semua ini" pintanya dalam hati


Mereka akhirnya berdiam dalam "TAMAN", sebuah kasur yang hangat, Tivi 21", sofa berukuran tiga orang. dan lampu kamar yang terang benderang menemani mereka. Akbar duduk menemani Ria diteras kamar, jika melihat keluar pemandangan "syurga" pun terasa.

"Lihat....." Ria menunjuk kesebuah matahari yang akan terbenam.
"SUbhanallah" AKbar bertasbih
"Subhanallah bukan suamiku? indah...Tapi...."
"Tapi....?"
"keindahan itupun akan sirna saat dia terbenam"
"Benar!"
"Sama akan halnya diriku, diriku pun akan sirna pada massanya"
AKbar terlihat pucat pasi, dia selalu meraung-raung dalam hati jika istrinya berkata
yang aneh-aneh
"Sabar....."
Ria melemparkan senyuman indah yang terukir dibibir mungilnya, mengecup kening
suaminya.
"Kita akan dipertemukan di syurga"
Bisik Ria ditelinga kanan akbar, ria merapat. Tubuhnya terasa menggigil.
"Peluk aku!"Pintanya
Akbar memeluk ria dengan dada yang bergemuruh. dia merasakan ketakutan yang sangat
dahsyat.
"Tak apa, Im Okey!"
Ria masih tersenyum hangat.
"Bacakan aku Surat Mariam!" Pintanya lagi.
AKbar menatap istrinya tajam.
"Masih hafalkan ? masih ingat jugakan saat malam pengantin kau membacakannya
untukku, sebagai syarat kau menyentuhku!"
Ria dan Akbar tertawa kecil
"Iyya, saat itu aku gugup sekali, berhadapan dengan bidadari dunia yang begitu
dahsyatnya. Bidadari yang Allah turunkan untukku"
Ria tersipu malu sejenak.
"Ayo...bacakan lagi!"

Akbar membacakan SUrat mAriam hingga senja terbenam, dan memasuki waktu alam berseru pada sang Kholik. Mereka segera menunaikan sholat maghrib berjama'ah. Alam menjadi saksi kedua insan ini sholat dengan khusyuknya. Setaip takbir, Tahmid di senandungkan dengan syahdu. hingga sujud terakhir. Ria sebagai makmum sangat menghayati ayat-ayat suci yang dilantunkan suaminya saat sholat berjama'ah. Tiba saatnya salam. Akbar menoleh kebelakang, dia tak mendengar suara istrinya menjawab salam.
"Astagfirullah" Dilihatnya Ria sudah tergeletakl bersimbah darah lewat hidungnya
"Ria....................!"
"Innalillahi wainailahi rajiun"
AKbar menangis terisak, tersenyum seketika.
"Alhamdulillah yah Allah, Kau mengakhirkan penderitaan istriku"

Penderitaan yang ria alami selama satu tahun setalah menikah dengan Akbar, setelah dokter memvonis Leukimia pada saat pernikahanyya berumur dua bulan. kedua Insan yang diUji olehNya. dengan Rahman dan RahimNya. Allah Maha dari segala Maha Maha suci
Allah.....


Bekasi, 29 Agustus 2008

Mau Beli Sepatu yang Dilempar ke Bush?


Pemilik toko sepatu, Ramazan Baydan, yang produknya menjadi santapan berita setelah jurnalis Iraq, Muntadar al-Zeidi, melempar sepatunya ke Presiden Bush di Baghdad 14 Desember lalu, sekarang kewalahan menerima pesanan. Sepatu yang memiliki ciri-ciri warna coklat, sol yang tebal dan memiliki model nomor 271, dalam waktu dekat ini akan dinamakan "The Bush Shoe" atau "Bye-Bye Bush".

Sedikit informasi mengenai toko sepatu ini. Nama pabrik sepatu ini: Baydan Ayakkabicilik San. & Tic., berlokasi di Istanbul. Jika anda berminat silahkan kunjungi website di sini.

Sejak peristiwa tersebut, penjualan sepatu sang jurnalis mencapai angka 300.000 pasang. Angka ini merupakan rekor baru dimana penjualan tahunan sebelumnya hanya seperempatnya saja. Model 271 ini memasuki pasar Iraq, Iran, Syria dan Mesir. Bahkan di Amerika pun terdapat pembeli yang jumlahnya mencapai 4.000 pasang. Perusahaan lokal Amerika di negara bagian Maryland bernama Davidson.

Sumber: Bloomberg.com

Rabu, Desember 24, 2008

Expresikan Aksi-MU


ideaideaidea coffee coffee coffee coffee coffee ideaideaideaideaidea coffee coffee coffee coffee coffee ideaideaidea

Bicara dunia maya tidak bisa dilepaskan dari komunikasi. Komunikasi bisa via email, milis (mailing list), ataupun chatting.


Khusus yang biasa chatting di YM (Yahoo! Messenger) kita-kita sudah dimanjakan dengan berbagai emoticon / ekspresi yang siap pakai (tinggal klik).

Di samping emoticon yang default (sudah ada) di fasilitas YM, sebenarnya ada Hidden Emoticons (beberapa ekspresi tersembunyi) yang asyik kita gunakan secara optimal dalam berkomunikasi di dunia maya (email, milis, chatting, dll).

Untuk melihat Hidden Emoticons tersebut silahkan klik di sini atau http://messenger.yahoo.com/ features/hiddenemoticons maka akan kita jumpai beberapa ekspresi tersembunyi yang asyik tersebut seperti gambar di samping.

So, Expresikan Aksi-MU!!! hee hee hee hee hee hee


ideaideaidea coffee coffee coffee coffee coffee ideaideaideaideaidea coffee coffee coffee coffee coffee ideaideaidea

Selasa, Desember 23, 2008

Tentang Ibu


Pada sebuah meeting kick off dengan client di sebuah gedung pemerintahan di daerah Jl. Gatot Subroto, Jakarta, saya manyaksikan bagaimana karakter dari seorang ibu yang sungguh juh berbeda dengan ibu, yang selama ini saya kenal.

Sebuah ruangan luas berbentuk persegi panjang dengan meja oval dan jajaran kursi empuk, serta microphone di depan setiap peserta rapat. Beberapa orang yang dilihat dari penampilan menandakan kedudukannya di dalam ruangan tersebut, tampak sibuk dengan komunikator, dan laptop mereka. Beberapa orang lagi, masih sibuk menerima telepon. Dan sebagian besar yang mendominasi ruangan tersebut, tentu saja tidak serapi mereka. Sebagian besar dari kami adalah para programer -tidak termasuk saya- yang tergabung dalam sebuah perusahaan IT yang mendapatkan tender dari sebuah badan penanaman modal pemerintahan. Dan hari ini adalah rapat besar antara swasta dan pemerintah.
Pada sebuah kursi di salah satu sudut meja oval tersebut, seorang Ibu dengan penampilan modis kebanyakan orang kantoran, sibuk mempersiapkan laptopnya. Usianya sekitar 30an akhir, wajahnya tegas, rambut sebahunya dibiarkan lepas. Dengan cepat, laptop mungilnya segera terintegrasi dengan projector yang sudah siap sejak tadi. Lalu saya teringat ibu saya, yang hingga sekarang masih saja bingung menggunakan HP Nokia seri 33nya yang sederhana.

Kembali ke ruangan rapat. Seorang laki-laki muda membuka rapat dengan formal. Beberapa orang memulai presentasinya. Bergantian. Dan beberapa kali juga interupsi datang dari Ibu tadi. Suaranya yang messo-sopran bisa jadi yang paling keras di ruangan tersebut. Ketika dia bicara, semuanya mendengarkan. Bahasanya santun dan cerdas, dia mengetahui istilah-istilah teknologi, bisnis developement, project plan dan banyak lagi. "Semuanya harus sudah final pekan ini, karena lusa saya harus kick off di ausie" komentarnya. Hmm, perempuan yang mobile.

Lalu Saya teringat ibu, yang bahkan tak tahu jalan Pulang ke kampung halamannya di daerah Bandung sana. Jangankan High Technologi, untuk mengganti gas LPGnya yang sudah habis, dia selalu meminta bantuan kakak saya untuk melepaskan selang dari kepala tabungnya.

Ibu modis tadi piawai sekali mencari celah untuk menginterupsi rekan saya, yang sedang mempresentasikan project flow dari kontrak kerja tersebut. Dia "membantai" semuanya. Rekannya yang lain tampak mengangguk puas dan mengiyakan semua interupsinya. Semua counter wordnya terasa begitu ampuh dan menyihir kami ( project developer) untuk mengangguk menuruti semua requestnya yang tidak berperikeprogrameran.

Lalu saya teringat ibu saya, yang seringkali mengakhiri debat panjangnya dengan urai air mata. Pun perdebatan itu hanya tentang perkakas kebun Bapak yang lupa dimana ditaruhnya, bukan tentang analisa investor terhadap peluang investasi di indonesia. Atau bahkan hanya tentang larangan Bapak saya agar Ibu tidak membuang air bekas rendaman cucian yang sarat deterjen ke kolam ikan lelenya. Bukan tentang aplikasi berbasis html untuk membuild sebuah portal.

Hari yang sama pada sebuah sore yang padat, di tengah kemacetan Jl. Raya Mampang menuju Buncit Raya, tepat di depan sebuah gedung Perkantoran Republika, saya memusatkan pandangan keluar jendela metromini yang berjalan lamban, seorang ibu dengan postur tubuh gemuk agak membungkuk, sebuah plastik kresek di tangan kanannya, berjalan tergopoh-tergopoh menuju ke arah metromini yang saya tumpangi. Matanya sesekali menatap ke arah mobil-mobil mewah yang melaju pelan, tatapan matanya seolah berkata "Stop,orang kaya sombong! ibu tua miskin ini mau lewat! Beri aku ruang!".

Matanya kembali nyalang ketika tepat di depan pintu metromini, seorang bocah dengan kaus belelnya sedang fokus bernyanyi dengan botol yakult berisi pasir. Tatapan nyalangnya seakan berkata "Huh, bocah sial! Selalu saja mendahuluiku!". Persaiangan jalanan. Dia kembali menyebrang, melewati mobil-mobil yang menunggu lampu segera berganti hijau. Saya masih memperhatikannya. "Hentikan klakson bodohmu itu hai orang kaya, tidak tahukah jika jatah makan malamku sudah diambil bocah tengik itu?" Matanya mengerling kembali ke arah metromini yang saya tumpangi, kali ini kami bersibobrok pandang " katakan pada bocah itu, lampu merah ini daerah kekuasaanku" pesan sorot matanya pada saya.

Lalu saya teringat ibu saya, yang setiap pekan selalu menunggu kiriman Bapak yang hanya seorang sopir taksi di Jakarta. Beruntung dia tinggal di desa, yang meskipun miskin, keanggunan desa masih bisa meredam kebutuhan kami.

Dalam satu hari saya menemukan dua karakter ibu yang jauh berbeda. Ibu saya, tidak sedikitpun mendekati karakter dan kecerdasan Ibu di ruang meeting oval tadi. Tidak juga sedikitpun seperti ibu yang tergopoh-gopoh mendatangi metromini, yang kemudian menghardik bocah pengamen saingannya. Ibu saya hanya seorang biasa yang terlalu istimewa untuk saya cari padanannya, pun dia bukan seorang yang selalu mengerti saya setiap saat. Terlepas dari semua kekurangannya sebagai seorang ibu, dia adalah seseorang yang bahkan Nabi Muhammad memuliakannya tiga kali.

Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah saw
dan bertanya kepada beliau,
"Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berhak aku pergauli?"
Beliau menjawab, "Ibumu! Ia bertanya lagi,
"Lalu siapa?" Rasul menjawab lagi, "Ibumu!"
Ia balik bertanya, "Siapa lagi?"
Rasul kembali menjawab, "Ibumu!"
Ia kembali bertanya, "Lalu siapa lagi?"
Beliau menjawab, "Bapakmu!"
(Dikeluarkan oleh Asy-Syaikhani
(Bukhari-Muslim).


Dani Ardiansyah
HP: 085694771764

Jumat, Desember 19, 2008

[copas] HIDUP BUKANLAH VDC PLAYER

Cerita ini adalah “kisah nyata” yang pernah terjadi di Amerika. Seorang pria membawa pulang truk baru kebanggaannya, kemudian ia meninggalkan truk tersebut sejenak untuk melakukan kegiatan lain.

Anak lelakinya yang berumur 3 tahun sangat gembira melihat ada truk baru, ia memukul-mukulkan palu ke truk baru tersebut. Akibatnya truk baru tersebut penyok dan catnya tergores.

Pria tersebut berlari menghampiri anaknya dan memukulnya, memukul tangan anaknya dengan palu sebagai hukuman.

Setelah sang ayah tenang kembali, dia segera membawa anaknya ke rumah sakit. Walaupun dokter telah mencoba segala usaha untuk menyelamatkan jari- jari anak yang hancur tersebut, tetapi ia tetap gagal. Akhirnya dokter memutuskan untuk melakukan amputasi semua jari pada kedua tangan anak kecil tersebut.

Ketika anak kecil itu sadar dari operasi amputasi dan jarinya telah Tidak ada dan dibungkus perban, dengan polos ia berkata, “Papa, aku minta maaf tentang trukmu.” Kemudian, ia bertanya,”tetapi kapan jari-jariku akan tumbuh kembali?”
Ayahnya pulang ke rumah dan melakukan bunuh diri.

Renungkan cerita di atas!
Berpikirlah dahulu sebelum kau kehilangan kesabaran kepada seseorang yang kau cintai. Truk dapat diperbaiki. Tulang yang hancur dan hati yang disakiti seringkali tidak dapat diperbaiki.

Terlalu sering kita gagal untuk membedakan antara orang dan perbuatannya, kita seringkali lupa bahwa mengampuni lebih besar daripada membalas dendam.

Orang dapat berbuat salah. Tetapi, tindakan yang kita ambil dalam kemarahan akan menghantui kita selamanya. Tahan, tunda dan pikirkan sebelum mengambil tindakan. Mengampuni dan melupakan, mengasihi satu dengan lainnya.

Ingatlah, jika kau menghakimi orang, kau tidak akan ada waktu untuk mencintainya.
Waktu tidak dapat kembali…

Hidup bukanlah sebuah VCD PLAYER, yang dapat di backward… dan Forward…
HIDUP hanya ada tombol PLAY dan STOP saja…

Jangan sampai kita melakukan kesalahan yang dapat membayangi kehidupan kita kelak……. ..
Yang menjadi sebuah inti hidup adalah “HATI” : Hati yang dihiasi belas kasih dan cinta kasih…
CINTA KASIH merupakan nafas kehidupan kita yang sesungguhnya.