Sabtu, Oktober 18, 2008

besutan sang maestro

besutan sang maestro

di suatu acara lelang ada sebuah piano tua dilelang. sebuah piano tua berdebu dan kelihatan sekali tak terawat disodorkan didepan para hadirin peserta lelang. seorang petugas membuka penawaran Rp 10.000.000. tak seorang pun bergeming melakukan penawaran. petugas lelang pun menurunkan nominal menjadi Rp 9.000.000. masih sama dengan sebelumnya, tak seorang pun berminat untuk melakukan penawaran. Rp 8.000.000 turun lagi Rp 7.000.000, hingga ditawarkan Rp 1.000.000 pun tak ada yg minat.

tiba2 dari kerumunan peserta lelang seorang kakek2 mendekati piano. tanpa sepatah kata pun sang kakek beberapa kali mengibaskan sapu tangan ke piano hingga beterbangan debu2 yg menempel. dg perlahan si kakek membuka tutup piano dan mengambil posisi duduk. sejurus kemudian jari jemari kakek tua sudah menari nari di atas piano diiringi sebuah lagu yg keluar dari suara merdu kakek.

perasaan semua pengunjung terbawa alunan lagu yg dinyanyikan, begitu menyentuh, begitu merdu, dan begitu indah membuat hadirin menjadi takjub. akhirnya satu lagu berakhir diiringi dg tepuk tangan yg sangat meriah dari seluruh hadirin.

Sejurus kemudian, si kakek bergaya bak petugas lelang membuka penawaran atas piano tsb dg harga Rp 50 juta. para hadirin berebut menawar... hingga apa yg terjadi? yup, piano tua itu terjual dg harga tembus angka Rp 2 milyar.
*****

menurut hemat saya begitulah kondisi anak-anak kita, siswa-siswa kita, murid-murid kita, mahasiswa kita. mereka akan tetap menjadi seperti 'piano tua' sebelum tersentuh oleh tangan si kakek. tidak ada yg sudi menawar walau ditawarkan dg harga yg sangat rendah. dan mereka akan menjadi sangat bernilai ketika berada di tangan si kakek, yg telah berhasil merubah performa mereka.

sekarang pertanyaannya, siapakah si kakek itu?
si kakek itu tidak lain adalah sang maestro dunia, dan itu adalah KITA!

what? KITA? KITA siapa??!!!
- kita para orang tua kandung mereka
- kita sang ibunda tercinta yg dg belaian kasih sayangnya memberi pendidikan terbaik buat si buah hati
- kita sang ayah dg kewibawaannya memberi teladan yg akan jd panutan hidup anak2 kita
- kita para kyai, ustadz/ah guru ngajinya .... dg pengajarannya tanpa pamrih telah menunjukkan kepada kita baik buruk dunia tuk bekal setelah mati
- para bapak/ibu guru yg dengan tulus mendidik anak2 kita dg setiap malamnya bermunajat mendoakan untuk keberhasilan anak didiknya.

lalu, siapa lagi...?
saya kira.... anda dan kita semua yg akan menjadi penerus jejak si kakek tadi, kitalah sang maestro dunia itu... yg akan menjadikan mereka anak-anak kita, anak-anak didik kita, para generasi muda akan menjadi sangat bernilai tinggi yg akan memberi bobot dunia dengan kalimat hak-NYA.

saudaramu,
MustGatot

1 komentar:

endro's web site mengatakan...

Sungguh sebuah cerita yang menggugah para orang tua untuk meluangkan waktu bagi anak-anaknya. Karena di masa kecil itulah mereka sangat membutuhkan perhatian penuh orang tua. Setelah mereka dewasa, mereka akan sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing dan perlahan-lahan berkurang kebutuhan perhatian dari orang tuanya. Bagi orang tua yang punya balita khususnya, luangkan waktu lebih buat mereka.

Terima kasih Must Gatot sudah mengingatkan saya.

Salam,
endro

http://endrosugiyanto.blogspot.com