Sabtu, Desember 03, 2011

Demokrasi: Dari 1 %, Oleh 1 %, Bagi 1 %


Fakta demokrasi: dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, tak pernah terwujud secara nyata. Demokrasi yang asli hanya pernah terjadi di zaman Yunani kuno. Setelah itu, demokrasi menjadi alat tirani kalangna minoritas terhadap mayoritas.

Tak heran pemenang hadiah Nobel Joseph Stiglitz baru-baru ini menilai Amerika Serikat yang dikenal sebagai Negara demokrasi nomor wahid sebagai negara “dari 1%, oleh 1%, bagi 1%.

Professor dari Columbia University ini pun mengungkap data statistic bahwa pertumbuhan yang terjadi selama ini hanya dinikmati oleh dua persen orang kaya Amerika. “Ini bukan hanya yang kaya makin kaya. Sebenarnya mereka mengambil keuntungan, sementara selebihnya menurun…. dan saat ini kita lebih buruk dari ‘old Europe’ (Eropa kuno),” kata penulis buku ‘Free fall America, Free Markets and the Singking of the World Economy’.

Pernyataan Stiglitz ini menegaskan apa yang sebenarnya tengah terjadi. Demokrasi menjadi alat para politikus yang berkolaborasi dengan pengusaha (para kapitalis) untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya. Sementara rakyat yang mayoritas dibiarkan hidup dengan sendirinya sesuai dengan kekuatan yang mereka miliki.

Dalam beberapa kondisi, pemerintah menggunakan tangannya untuk memaksa rakyat membayar pajak lebih besar dan pada saat yang bersamaan negara membantu para pengusaha yang sedang kolaps akibat tak mampu menahan badai krisis. Negara pun terus mengurangi layanan public bagi rakyat baik di bidang kesehatan dan pendidikan.

Kondisi ini mulai disadari oleh masyarakat di Barat. Makanya mereka menggelar kampanye Occupy Wall Street dengan semboyan utama “We are 99%” (Kami 99 persen). Tapi keberadaan mereka pun ditindas oleh penguasa yang katanya demokratis. Lalu di mana semboyan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat?

Semboyan itu hanya topeng untuk menutupi wajah demokrasi yang asli. Demokrasi adalah tirani! Inilah sistem kufur yang harus dikubur.[] emje

MU edisi 6 – 19 Muharram 1433 H

Tidak ada komentar: