Amerika Bangkrut | | | |
Wednesday, 22 October 2008 | |
Tabloid SUARA ISLAM EDISI 53, Tanggal 24 Oktober - 6 Nopember 2008 M/24 Syawwal - 7 Dzulqa’idah 1429 H Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuhu untuk ikut serta membantu mengobati dirinya. Maka negara-negara besar Eropa, Inggris, Prancis, dan Italia pun bersepakat membantu Amerika. Tak terkecuali itu, Amerika melobi secara khusus Cina untuk menolongnya. Cina pun bersedia dengan kompensasi negara Paman Sam membuka pasarnya lebih luas. ASEAN pun ikut latah dengan mengumpulkan dana guna menjaga stabilitas ekonomi. Dunia akhirnya disibukkan oleh Amerika. Semua bersama-sama ingin mempertahankan sistem kapitalisme yang di negara kampiunnya sendiri rontok. Mereka seolah tak tahu bahwa yang dipertahankan itu adalah sistem yang rusak. Mereka rela menjadi anjing-anjing penjaga kapitalisme meski krisis itu telah menghancurkan dirinya. Semua mengikuti apapun permintaan Amerika dan lembaga-lembaga dunia yang distir oleh Amerika. Bahkan belakangan, IMF dan Bank Dunia kembali mengatur negara-negara berkembang agar mengikuti resepnya. Milyaran dolar AS ditawarkan sebagai utang baru demi menghindarkan diri dari krisis. Ujungnya mereka ingin mencengkeram negara-negara miskin dan berkembang lebih kuat lagi. Kalau mau jujur, sistem kapitalisme ini sebenarnya telah gagal. Selama lebih dari 200 tahun, sistem ini tak mampu menyejahterakan dunia. Hanya negara besar saja yang menikmati keuntungannya. Negara miskin dan berkembang tetap dalam keterpurukannya. Afrika, Amerika Latin, Asia Selatan, Asia merana. Padahal banyak kekayaan alam dunia justru berasal dari kawasan tersebut. Dengan kerakusan dan ketamakannya, Amerika dan negara kapitalis mencaplok tanpa ampun kekayaan itu tanpa memberikan bagian yang adil. Lalu di mana letak kebaikan sistem itu bagi umat manusia? Di dalam negeri negara-negara kapitalis dunia, sebenarnya mereka pun gagal menyejahterakan rakyatnya secara menyeluruh. Hanya saja mereka pandai membungkus kondisi negaranya yang timpang itu dengan berbagai propaganda karena mereka menguasai jaringan informasi dunia. Sebagai contoh Amerika, saat ini 28 persen penduduknya dari sekitar 300 juta orang termasuk kategori miskin. Data terakhir menunjukkan 37 juta orang malah telah berada di bawah garis kemiskinan. Kini setiap hari orang-orang miskin itu mendapatkan bantuan sebesar 5,6 dolar AS (60 ribu rupiah)/hari untuk makansuatu jumlah yang sangat kecil dan tidak cukup. Pertanyaan adalah dunia harus berubah. Harus ada sistem baru yang bisa menggantikan dan mengobati kondisi yang ada. Tidak mungkin sistem itu adalah sosialis karena sistem itu telah rontok. Maka alternatif yang mungkin adalah sistem ekonomi Islam. Sistem ini memiliki prinsip-prinsip yang bertolak belakang sama sekali dengan kapitalisme dan sosialisme. Sistem ini melarang judi (spekulaisi) dan ribahal yang menjadi pilar kapitalisme. Lebih dari itu, sistem ini berasal dari Sang Pencipta manusia. Saatnya Islam kembali membuktikan kemuliaannya bagi dunia. Dan itu semua membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuhu [redaksi/www.suara-islam.com] |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar